Senin, 12 Oktober 2009

Cara Belajar Bahasa Jepang Praktis

Senin, 2009 Oktober 12

Bahasa Jepang tak jauh berbeda dengan bahasa lain di dunia khususnya bahasa Latin. Kalau bahasa Latin menggunakan tasrif misalnya kata dasar regina(=ratu) kemudian dalam penggunaannya jika ditasrifkan akan menjadi regina (subjek), Reginam (untuk objek), dan reginae (untuk bentuk jamak), maka dalam bahasa Jepang juga demikian. Dalam bahasa Jepang bentuk kata dasar kerjanya selalu berubah sesuai dengan kalimat apa yang hendak dibentuk. Misalnya Otosan wa hatake de ikimasu (bapak pergi ke ladang), otosan wa hatake de ikimshita (bapak telah pergi ke ladang(bentuk lampau). Perhatikan kata 'ikimasu' dan 'ikimashita'. -su berubah jadi -shita untuk menunjukkan kalau kata kerja yang diinginkan itu dalam bentuk lampau.
Sekarang perhatikan lagi contoh berikut: "otosan wa hatake de ikimasuka?" (apakah bapak pergi ke ladang?), "otosan wa hatake de ikitte!" (bapak pergilah ke ladang!".Perhatikan Kata "ikimasuka?" dan "ikitte!". Kata ikimasuka untuk bentuk pertanyaan sedangkan kata ikitte merupakan bentuk perintah (untuk membuat kalimat perintah. Jadi sedikit saja perubahan dalam kata kerja dasar maka maksud dari kalimat yang ingin disampaikan pastilah akan berbeda pula. Nah bagaimana caranya agar kita sebagai pemula dapat memahami bentuk perubahan itu.
Untuk memahami perubahan kata dasar kerja itu memang tidak mudah dan memerlukan banyak latihan. Adapun cara atau trik2 yang dapat saya bagikan adalah sebagai berikut:
1. Cobalah menghapal kosakata jepang (bentuk kamus) baik kata kerja, kata sifat, maupun kata benda. Minimal sebanyak 100 kosakata sehari-hari.
2. setelah anda melakukan langkah pertama di atas lanjutkanlah dengan mencoba mengubah sendiri kosakata (khususnya kata kerja yang telah anda hafalkan itu).Miaslnya kata dasar / bentuk kamus "iku= pergi" 'ikimasu'=pergi (bentuk biasa), ikimashita= telah/sudah pergi (bentuk lampau), ikittemasu=sedang pergi (bentuk sedang berlangsung), 'ikimasuka?'=pergikah? (bentuk pertanyaan/menanyakan).
3. apabila anda sudah biasa dan bisa mengubah kata dasar kamus tadi ke dalam bentuk lampau, sedang, tanya seperti pada no.2, maka selanjutnya adalah anda harus belajar mencoba menyusun kalimat sendiri dengan kosakata sendiri (yang sudah anda hapal)tanpa melihat buku. contoh watashi wa tabemashita(saya sudah makan). watashi=saya, wa=partikel penanda subjek, tabemashita bentuk lampau dari taberu(makan) artinya kata dasar berakhiran -ru dihilangkan dan ditambahkan -shita untuk membentuk kata kerja lamapu. Ini hanya berlaku untuk kata kerja berakhiran -ru saja seperti taberu(makan), tomeru (berhenti),deru(terbit),wataru(lewat/melewati),benkyo o suru(belajar)=benkyo o shimashita (telah belajar).toru(menngambil), miaslnya shyashin toru(mengambil gambar/memfoto) kalau dilampaukan menjadi shyashin torimashita. Sekali lagi ini hanya untuk kata kerja berakhiran -ru. Untuk kata kerja lain misalnya berakhiran -mu seperti nomu(minum) maka perubahan bentuknya adalah sebagai berikut:
nomu(bentuk dasar/kamus dari minum) menjadi nomimasu(bentuk biasa(-masu), nomimashita(bentuk lampau), nomimasuka?(bentuk pertanyaan),nonde (bentuk perintah / menyuruh). Khusus bentuk perintah memang agak sulit untuk dipahami karna cara perubahan kata kerja berakhiran -mu tidak sama dengan -ru. Perhatikan nomu(b.dasar) menjadi nonde(bentuk perintah) artinya kata nomu dihilangkan -mu nya kemudian ditambahkan -nde untuk membentuk kata kerja perintah, demikian pula untuk kata kerja berakhiran -bu, misalnya 'asobu' (bermain), asobimasu(bentuk -masu), asobimashita(bentuk lampau), asonde(bentuk perintah).
4.setelah anda mampu menempuh ke tiga langkah di atas selanjutnya adalah anda tinggal mengembangkan kemampuan anda itu dengan memahami ciri-ciri dari kata dasar / bentuk kamus yang berakhiran lain(selain -mu,-ru,-bu).Niscaya anda tidak akan kesulitan untuk memahaminya, asalkan anda mengikuti petunjuk yang saya sarankan. Selmat mencoba. Nihongo wa tanoshi kotoba desu. Yatte te. gambarimashyo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
dengarkan suara hati mu karena segala sesuatu yang baik tersimpan di sana. Tuhan menaruhnya dengan sangat hati-hati biar tidak rusak dan ia minta ditemukan. carilah ia ada dalam hati mu